Di beberapa SPBU PERTAMINA yang ada di jakarta kini mulai di pasang sepanduk yang bertuliskan “Premium Hanya Untuk Golongan Tidak Mampu”.Kata-kata ini mungkin sindiran untuk orang-orang golongan atas,yang memiliki penghasilan lebih dengan mobil mewahnya.
Negara kita telah mengeluarkan dana yang besar untuk mensubsidi BBM,yang sebenarnya subsidi itu ditujukan untuk orang-orang golongan menengah dan golongan bawah.Akan tetapi banyak dari orang-orang golongan atas yang masih saja menggunakan BBM bersubsidi,mereka datang dengan sombongnya mengendarai mobil mewah yang harganya ratusan juta atau mungkin millyaran lalu mengisi mobil mereka dengan bahan bakar premium(BBM bersubsidi).
Memang harga BBM non subsidi lebih mahal di banding harga BBM bersubsidi,tetapi sebanding dengan kwalitasnya.Saya pengguna kendaraan roda dua sebelumnya saya memakai bahan bakar premiun(BBM bersubsidi),tarikan kendaraan saya biasa-biasa saja,ketika service, kalbulator kendaraan saya sering kotor karena sisa pembakaran bahan bakar premium.Lalu saya mencoba pertamax(BBM non subsidi)memang sempat kaget dengan harganya saya membeli dua liter pertamax, bila di bandingkan dua liter pertamax itu sama dengan empat liter premium,selama sebulan saya menggunakan pertamax tarikan kendaraan saya lebih enteng dan ketika saya service, kalbulator bersih tidak ada sisa pembakaran selain itu menggunakan pertamax ternyata lebih irit.Sampai saat ini kendaraan roda dua saya mengunakan bahan bakar pertamax.
Saya cukup bangga karna saya menggunakan BBM non subsidi,walaupun saya termasuk dalam golongan ekonomi sulit.
“Itung-itung membantu negara walaupun belum tentu negara mau membantu saya”.